Rabu, 20 Februari 2013

Dilema Menetapkan Pilihan Jurusan: Idealis atau Realistis?


www.sepotongrasa.com


Menetapkan pilihan jurusan pada formulir pendaftaran masuk Perguruan Tinggi memang suatu hal yang dilematis. Banyak sekali faktor yang membuat kita ragu, salah satunya, dan yang biasanya jadi faktor utama, adalah faktor ‘keinginan atau kemampuan’. Menetapkan jurusan yang kita inginkan (impikan) atau jurusan yang kita mampu untuk bersaing menggapainya. Atau, dalam tulisan ini, faktor ini kita sebut sebagai ‘idealis atau realistis’.

Idealis atau realistis

Menjadi orang idealis atau pun menjadi orang realistis keduanya sama baiknya. Mempercayai mimpi, sebagai suatu yang kita inginkan, dan terus mengusahakannya, tentu suatu hal yang baik, bukan? Tapi, apa lantas kita akan, kasarnya, ‘bunuh diri’: rela tak jadi mahasiswa dikala teman kita yang lain tengah berbangga dengan status barunya, jika selama ini try out memprediksi kita tidak dapat masuk jurusan yang kita inginkan, tentu tidak, bukan? Maka, alangkah baiknya jika kita menjadi idealis juga realistis sekaligus.

  
Idealis juga realistis

Impian untuk memasuki suatu jurusan tertentu biasanya timbul karena dirasa bahwa itu adalah passion kita. Senang menelisik ragam bentuk bangunan membuat kita memimpikan untuk masuk jurusan teknik sipil. Senang membaca dan mencipta sastra membuat kita memimpikan untuk masuk jurusan sastra indonesia. Senang menolong dan mengobati orang membuat kita memimpikan untuk masuk jurusan kedokteran. Tapi, apa lantas apa yang kita senangi dan yang kita anggap passion itu hanya bisa kita capai hanya dengan memilih satu jurusan tersebut? Tentu tidak. Perlu kita tahu dan kita ingat, bahwa ada istilah ‘rumpun ilmu’ di perguruan tinggi. Misal, ada rumpun ilmu kesehatan yang terdiri dari kedokteran, kedokteran gigi, kesehatan masyarakat, dan keperawatan. Lantas apa hubungannya dengan ‘idealis juga realistis’? 

‘Idealis juga realistis’ berarti memadukan antara apa yang kita inginkan dan apa yang kita mampukan. Memadukan antara passion dan kemampuan. Bagaimana caranya? 

Pilihlah ‘rumpun ilmu’ dan tidak terfokus terhadap satu jurusan tertentu adalah caranya. Ketika kita melakukan ini, walaupun tidak diterima di jurusan yang kita inginkan, kita akan tetap berada pada passion kita, dan menikmati perjalanannya. Artinya tetapkanlah di formulir pendaftaran kita nanti, jurusan yang benar-benar kita inginkan di pilihan pertama, dan jurusan di ‘rumpun ilmu’ yang sama, yang kita rasa mampu menggapainya, di pilihan berikutnya. Bisa jadi kita kehilangan impian kita, tapi tentu kita tak rela jika kita kehilangan jati diri atau passion, bukan? Salam hangat, semoga tulisan ini bermanfaat.    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar