Rabu, 19 Februari 2014

Parpol Tidak Punya Harga Diri


Menarik membaca pemaparan Mohamad Sobary dalam tulisannya yang berjudul “Tokoh-Tokoh Tanpa Sejarah” yang dimuat di Koran Sindo, 17 Februari kemarin. Di tulisannya itu, Sobary sedikitnya menyayangkan satu hal, yaitu perekrutan caleg partai politik yang tidak jelas asal usulnya, tidak jelas track record pendidikan politiknya, tidak jelas warnanya, atau, sebagaimana judul, tidak jelas sejarahnya. Hal ini tercermin dari pertanyaan Sobary, yang berbunyi: “Mengapa tokoh yang tidak jelas sejarahnya dijadikan tokoh dan ditaruh di barisan paling depan dalam urusan politik?”, yang kemudian dilanjutnya dengan, “Partai politik harus (nya) lebih serius, lebih punya harga diri”. Adapun, mereka yang tergolong kategori tokoh yang tidak jelas menurut Sobary di antaranya ialah: penyanyi dangdut, pemain sinetron, dan pelawak.

Satu hal yang memang sangat disayangkan, mengingat partai politik adalah salah satu pemain penting di alam demokrasi, di alam pemerintah yang dilaksanakan dari, oleh, dan untuk rakyat, yang salah salah satu tugas pentingnya adalah melakukan kaderarisasi, dalam hal menyediakan pilihan-pilihan calon wakil rakyat terbaik yang siap melaksanakan amanah rakyat. Tentu yang terbaik bukanlah meraka yang hanya memiliki popularitas, tapi mereka yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang mumpuni, juga yang terpenting teruji integritas dan kecintaannya terhadap Indonesia.

Lantas, kemudian saya berpikir, mungkin, implikasi besar dari kasus ini adalah Indonesia yang stagnan saja proses perbaikannya, Indonesia yang begini-begini saja. Sedangkan, beberapa implikasi (yang lebih) kecil dari kasus ini adalah meningkatnya angka ketidakpercayaan masyarakat pada lembaga negara (khususnya DPR), menurunnya angka partisipasi politik (khususnya pada pemilu), kinerja lembaga negara yang tidak optimal, banyaknya pelanggaran hukum dan penyelewangan yang dilakukan oleh pemerintah, dan lainnya, yang mendukung atau menjadi faktor dari implikasi besar.

Terakhir, dari kalimat Sobary, “Partai politik harus (nya) lebih serius, lebih punya harga diri”, saya ingin mengartikannya sebagai, bahwa partai yang merekrut dan menawarkan pilihan caleg yang tidak jelas “sejarah”-nya bukanlah partai serius, bukanlah partai yang punya harga diri. Jangan dipilih!     

Sebuah renungan senja hari....

Depok, 19 Februari 2013
Faiz Fadhlih Muhammad (@faizfadhlih)