Selasa, 27 Desember 2011

Ujung Kulon


Ujung Kulon National Park
Faiz Fadhlih Muhammad, 1106069216
Ujung Kulon is one of national parks in Indonesia which is located in west of Banten Province. This national park, which acknowledge as Rhinoceros sondaicus habitat, is a lowland tropical forest which is surrounded by sea. It which makes that Ujung Kulon National Park looks amazing. So that, as an amazing place to explored, Ujung Kulon also offers us three kinds of sports which can we do there, there are water sport, forest tracking, and mountain hiking.
The water sports that we can do there, are surfing, diving, and canoeing. Surfing area in Ujung Kulon is in Panaitan Island, an island which faces Indian Ocean in the south. Panaitan was well known as one of the best Indonesia surfing areas, it proved that, in 1994, Panaitan Island was used as a location for filming surfing whose title second though. In Panaitan Island also we can do diving, scuba diving. Panaitan offers us amazing underwater scenery, but, because of big underwater currents, it is not recommended to novice divers. Another water sport which we can do in Ujung Kulon National Park is canoeing in Cigenter River, a river which is covered by branches that jutted into the river and some times on the branches there are hanging pythons.    
Ujung Kulon National Park as a wide lowland tropical forest where many floras and faunas live is a good place for tracking. We will start tracking from Ujung Jaya, the latest village, and track through in to the forest for about 40 kilometers. There will be found many floras and faunas. According to the data of the national park official, there are 700 kinds of flora which 57 of them are endemic in java; there are also 35 kinds of mammals, 5 kinds of primate, 240 kinds of bird, 59 kinds of reptile, 22 kinds of amphibian, and 72 kinds of insect. So, it will be an amazing “wild” tracking.        
Although Ujung Kulon is a lowland tropical forest, there are also some mountains to hike, whose have medium high, which easy to hike but give an amazing experience. Raksa Mountain, a mountain there, is very historical because there are some statues of Ganesha, which is known as one of the old statues in Indonesia. Another mountain there, Honje Mountain, is a habitat of Owa Jawa (Hylobates moloch) which one of java endemic primate. Besides that, those mountains will offer us good view of the lowland when we arrived in the top of it.
In short, Ujung Kulon is an amazing java’s lowland tropical forest which will give us unforgettable experience. It is because Ujung Kulon offers us at least three kinds of sport and a good view of jungle, its offers many kinds of floras and faunas. So that, I am sure that Ujung Kulon have to be written as one of our vacation destinations.    


References:
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10420451

Jumat, 23 Desember 2011

UI on my mind...

sebuah perjalanan amat panjang untuk bisa masuk di salah satu kampus idaman ini, kampus dengan almamater kuning menyala menyalak mata. sikut menyikut dengan ribuan orang lainnya. aku tahu ini tak hanya masalah menang secara nilai, bisa jadi ini adalah sebuah keberuntungan. beruntung Allah mengabulkan setiap doa hambaNya ini ucapkan untuk berdiri di sini, untuk mengenakan almamater kuning itu, belajar banyak hal dari banyak karakter orang di sini. luar biasa!!

ya sangat luar biasa!! banyak pelajaran yang bisa diambil di sini, dari hari ke hari selalu saja ada cerita-cerita yang menginspirasi, memotivasi, baik dalam bentuk ucapan secara langsung maupun melalui tulisan-tulisan yang mereka, para inspirator, tulis. tulisan-tulisan tentang pengalaman mereka, maupun tulisan-tulisan lepas mereka.

teringat sebuah kutipan:
" apa yang kamu lihat, apa yang kamu dengar, dan apa yang kamu rasakan; semua itu merupakan bentuk dari pelajaran."
ya itu benar. karena sejatinya pelajaran bukan hanya yang kita dapat di ruang kelas tetapi yang di luar kelas merupakan pelajaran yang terkadang lebih bermakna, lebih berarti. misal cerita mengenai kesulitan seseorang yang mengajarkan agar kita mudah bersyukur. cerita mengenai pengalaman seseorang tentang suatu pencapain yang membuat kita sadar siapa kita sebenarnya. ataupun cerita-cerita lainnya....

banyak statement-statement prasangka yang dilayangkan terhadap kampus ini yang berkaitan dengan letaknya di pinggiran kota megapolitan Jakarta, statement-stament buruk tentang pergaulan anak-anaknya. statement yang menyatakan suatu ketakutan yang berlebihan jikalau Jakarta akan merubah kita menjadi pribadi yang lebih buruk. dan statement itu terbukti salah!! mengapa karena kini gw sadar akan sesuatu, bahwa masalah pergaulan, masalah akhlak dan kelakuan, itu sejatinya bukan masalah di mana kita berada, melainkan masalah di mana kita memposisikan diri dan bagaimana. di sini, di kampus ini, jika ditanya berapa banyak orang yang berusaha untuk menghafal alquran? maka jawabannya adalah banyak, lebih dari sepuluh, lebih dari seratus, bahkan mungkin lebih dari seribu. di sini, di kampus ini, jika ditanya berapa banyak orang yang senang membaca buku-buku keagamaan? maka lagi-lagi jawabannya adalah banyak. namun, memang pun ketika ditanya tentang berapa orang yang berkelakuan kurang baik? maka jawabannya pun sama yaitu banyak, namun saya yakin tidak lebih banyak daripada mereka yang mengejar kebaikan....

lagi-lagi ini masalah bagaimana kita memposisikan diri......

atau ada lagi mengenai kehidupan jakarta yang mahal, biaya kuliah yang mahal. itu pun salah besar! kenapa? karena UI sudah cukup adil dalam pembagian besarnya biaya kuliah. memang benar UI menetapkan angka yang luar biasa besar, tapi itu merupakan angka termahal, dan itu pun merupakan sebuah peluang untuk orang yang sedikit berlebih untuk beramal. jika ditanya mahasiswa UI mengenai berapa uang yang ia keluarkan? maka akan hadir jawaban yang bervariasi. banyak memang yang menjawab bahwa bayarannya full alias sesuai yang tercantum, tapi itu karena mereka memang mampu, tapi yakinlah lebih banyak lagi orang yang akan mejawab bahwa bayaran yang ia keluarkan kurang dari itu, bahkan ada yang mengeluarkan uang dua ratus ribu rupiah untuk uang pangkal dan semerannya, bahkan ada yang gratis sama sekali, dan semua mendapatkan perlakuan yang sam secara akademis, mendapatkan ruangan yang nyaman, guru-guru yang sama tanpa pernah dibeda-bedakan. atau masalah biaya untuk makan? ah, itu lagi-lagi masalah bagaimana seseorang memposisikan dirinya......... gw sendiri pernah makan dengan bermodalkan uang 4000 rupiah dan kenyam, ditambah dengan minum sepuasnya......