Minggu, 30 Oktober 2011

unit operation

Unit operation merupakan tahapan-tahapan paling mendasar yang harus dilalui dalam memproses sesuatu. Tahapan –tahapan tersebut ialah:
·          
     Tahapan Persiapan 
     Tahapan persiapan merupakan tahapan awal yang harus kita lalui sebelum melaksanakan proses yang lebih lanjut. Tahapan persiapan merupakan suatu tahapan dimana kita mempersiapkan alat dan bahan yang akan kita gunakan untuk proses yang akan kita laksanakan. Mempersiapkan di sini berarti bahwa kita benar-benar memikirkan dan membuat suatu bahan atau alat benar-benar dapat digunakan.

Tahapan persiapan bahan

Salah satu tahapan persiapan bahan ialah size reduction. Size reduction merupakan suatu proses persiapan bahan yang didasari alasan bahwa terkadang bahan mentah mempunyai ukuran yang besar dan tidak seragam, dan sulit untuk diproses. Oleh sebab itu, sebelum diproses, bahan harus melewati tahapan size reduction yaitu suatu upaya memperkecil bahan agar mampu diproses dengan baik dan optimal, serta efisien. Jenis size reduction dibagi menurut fasa bahannya, solid atau liquid. Untuk solid size reduction yang digunakan ialah grinding (menggiling) dan cutting (memotong), untuk liquid ialah emulsification (emulsifikasi) dan atomization (atomisasi).

Grinding dan cutting merupakan proses yang menggunakan energi mekanik, dan dilakukan secara kontak langsung antara bahan dan alat. Proses grinding contoh sederhananya, pada pembuatan bahan pangan, ialah proses penggilingan beras menjadi tepung beras, gandum menjadi tepung gandum, yang mana hanya dalam berbentuk tepunglah kedua bahan di atas mampu dengan baik diproses menjadi kue atau roti.

Emulsi adalah campuran yang tidak stabil secara termodinamis, dari dua cairan yang pada dasarnya tidak saling bercampur. (Lachman, et all, 1994). Emulsifikasi merupakan proses pencampurannya. Salah satu contohnya adalah proses emulsifikasi lemak di dalam duodenum yang dilakukan oleh empedu, setelah diemulsifikasi luas permukaan lemak bertambah, sehingga, lemak mudah untuk dicerna.

Tahapan persiapan alat 

Dalam  pemrosesan sesuatu, kondisi alat haruslah memiliki kriteria-kriteria tertentu, kriteria-kriteria yang sesuai dengan bahan yang kita gunakan, bahan mentah maupun katalisnya. Misalnya, ketika kita ingin merubah sesuatu dengan katalis agen biologis, maka hal pertama yang harus kita perhatikan adalah keinginan dari katalis itu; kondisi lingkungan antiseptic, suhu lingkungan, ph lingkungan dan aerobic atau anaerobic.

Anti-septic merupakan kondisi lingkungan (alat) dalam keadaan bebas dari mikroorganisme lain yang tidak diinginkan. Suhu lingkungan yang baik ketika kita melakukan bio-process adalah suhu moderat. Aerobic merupakan keadaan dimana dalam lingkungan (alat) terdapat oksigen karena katalis membutuhkan oksigen, sedangkan, anaerobic tidak terdapat oksigen karena katalis tidak membutuhkan oksigen.
·          
      Tahapan Pencampuran (Mixing) 
     
     Mixing merupakan suatu proses menyebarkan bahan-bahan secara acak dimana bahan yang satu akan menyebar dan berkumpul dengan bahan yang lain, atau dengan kata lain proses merubah sesuatu yang heterogen menjadi sesatu yang lebih homogen. Pada proses ini diperlukan gaya mekanik untuk menggerakan bahan-bahan sehingga bisa bercampur. Gaya tersebut diperoleh dari adanya aliran bahan yang disebabkan oleh kerja alat pencampur.
      
      Faktor-faktor yang mempengaruhi pencampuran antara lain: 
      
      1.      Aliran, aliran yang dibutuhkan dan biasanya menguntungkan pda pencampuran adalah aliran yang turbulen dengan laju alir yang tinggi. 
      2.      Ukuran partikel, semakin luas permukaan suatu partikel, atau berarti semakin halus partikel, akan menyebabkan semakin mudahnya partikel bergerak maka proses pencampuran semakin baik.   
     3.      Kelarutan, semakin besar kelarutan bahan-bahan yang ingin dicampur semakin baik hasil pencampurannya.

Pencampuran cair-cair 

Pencampuran cair-cair biasanya dilakukan di dalam sebuah bejana yang dilengkapi dengan pengaduk. Tujuan pengadukan ialah agar terciptanya pencampuran yang merata dan juga agar laju alir campuran berlangsung dengan cepat. Lapisan alas bejana biasanya dibentuk agak cembung, atau setengah lingkaran. Hal ini bertujuan agar tidak terdapat banyak sudut, agar pencampuran merata.

Pencampuran padat-cair

Sama seperti halnya pencampuran cair-cair, pencampuran padat cair pun dapat dilakukan di bejana dan dengan disertai pengadukan. Namun, untuk hasil yang lebih optimal zat padat haruslah dalam bentuk serbuk.

Pencamuran cair-gas
Contoh-contoh dari proses pencampuran cair-gas ialah hidrogenisasi, khlorinasi, fosfogensi, penambahan kadar oksigen pada air minum, dan membangkitkan basa (misalnya busa pemadam kebakaran.
          
·         Tahapan Perubahan 
     
     Tahapan perubahan merupakan suatu tahapan yang di dalamnya terjadi suatu perubahan. Perubahan yang terjadi bisa bisa benar-benar menghasilkan zat baru maupun tidak benar-benar menghasilkan zat yang baru, dalam arti seperti halnya katalis yang tidak ikut berubah, tetapi ia mengubah sesuatu.
     
     Perubahan ditandai dengan terjadinya perubahan bentuk, perubahan warna, perubahan suhu, dan yang terpenting ialah terjadinya perubahan komponen suatu zat, baik yang kasat mata maupun tidak. Tahapan perubahan merupakan tahapan inti dari tekni pemerosesan, karena pada tahapan ini bahan mentah telah hampir sempurna menjadi bahan jadi yang di harapkan.
     
     Perubahan sangat bergantung pada adanya suatu reaksi, baik itu reaksi dekomposisi maupun kombinasi. Reaksi dekomposisi merupakan suatu reaksi yang menyebabkan suatu zat terurai (berubah) menjadi komponen yang sederhana. Sedangkan, reaksi kombinasi merupakan reaksi menyatukan antara zat yang satu dan lainnya sehingga terjadi penyatuan dan perubahan menuju zat yang lebih kompleks. 

·         Tahapan Pemisahan

Tahapan pemisahan merupakan tahapan penyempurnaan dari tahapan perubahan. Pada tahapan perubahan, produk yang terbentuk tidak seratus persen sempurna karena masih mengandung material lain atau zat yag tidak berguna. Maka, tahapan pemisahan perlu dilakukan untuk memisahkan kotoran yang menempel pada produk, guna menghasilkan produk yang sempurna. Tahapan pemisahan juga sering disebut sebagai tahapan pemurnian.
            Jenis-jenis pemisahan:
1.      Distillation
Metode pemisahah suatu zat berdasarkan perbedaan kecenderungan untuk menguap (volatility) dalam suatu campuran cairan yang mendidih.
2.      Electrolysis
Elektrolisis merupakan suatu metode pemisahan yang menggunakan arus listrik langsung (DC).
3.      Electrophoresis
Elektrophoresis merupakan metode pemisahan koloid yang berdasarkan sifat mobilitas ion pada suatu medan listrik. Ion-ion bermuatan positif tentu akan menuju elektroda negatif dan ion-ion bermuatan negatif akan menuju elektroda positif.
4.      Filtration
Filtrasi merupakan suatu proses pemisahan secara fisik suatu zat padat dari suatu fluida (cair maupun gas), dengan cara melewati suatu “saringan” diman hanya fluidanya saja yang mampu melewati “saringan” (filter) tersebut.
5.      Crystallization
Kristalisasi merupakan jenis pemisahan antara zat pelarut dari zat telarutnya dalam suatu campuran homogen atau larutan. Proses kristalisasi dapat dilakukan dengan penguapan, pendinginan, penambahan senyawa lain dan reaksi kimia. Contoh kristalisasi yang paling sering dijumpai ialah pembuatan garam dari air laut, dimana air laut dijemur sehingga air menguap dan terbentuklah kristal garam.

·         Process control 
    
      Proses kontrol bertujuan untuk menjaga kondisi yang diinginkan dalam sistem dengan cara mengatur variabel tertentu dalam sistem untuk mengurangi gangguan yang mempengaruhi kerja sistem. Variabel yang biasanya menjadi acuan diantaeanya:
1.      Controlled variable
Controlled variable merupakan yaitu variabel proses yang akan dikontrol, seperti temperature, tekanan, qualitas dan lainnya. Controlled variable ini harus diukur dan kemudian dibandingkan dengan set pointnya.
2.      Load variable
Load variable merupakan suatu beban dari suatu loop kontrol.
3.      Manipulated variable
Manipulated variable merupakan variabel yang akan dimanipulasi atau diubah-ubah dalam rangka koreksi harga controlled variable yang ada.
4.      Disturbanced variable
Disturbanced variale merupaan variable gangguan yang menggagu manipulated variable, maupun load variable.
5.      Measured variable
Measured variable merupakan variable proses yang akan diukur untuk mengetahui nilai controlled variable dan disturbanced variable. Measured variable bisa merupakan controlled variable ataupun disturbanced variable ataupun variabel lainnya yang digunakan untuk mengetahui nilai keduanya.
6.      Set point
Set point merupakan harga yang diinginkan dari suatu controlled variable.
7.      Error
Error merupakan perbedaan antara harga aktual controlled variable terhadap set poitnya.

Reference

Kamis, 27 Oktober 2011

Sekardus Coki-coki Inspirasi 1

Sekardus Coki-coki Inspirasi

Rintik-rintik hujan turun ke bumi. Hembusan angin semilir menyelinap melalui lubang ventilasi jendela. Malam itu terasa sangat dingin. Semua orang mungkin tidur terlelap dengan bantal guling di pelukannya dan selimut menutupi seluruh bagian tubuhnya. Namun, itu tidak terjadi terhadap seorang anak, seorang pelajar SMA yang dikenal sebagai penjual coki-coki. Ia kini merapikan dagangannya, memasukkan kardus demi kardus kecil dagangannya ke dalam kantong plastik merah besar. Sebuah rutinitas yang harus selalu ia lakukan setelah jarum jam menunjuk angka sepuluh.

Semilir angin menyelinap melalui lubang ventilasi jendela yang sama, tapi kini, angin terasa lebih dingin. Doni pun menggigil dan kemudian terbangun, kain sarung tak cukup ternyata untuk melindunginya dari dingin. Terdengar sayup-sayup suara azan, Doni tak lantas bangun, hawa dingin ternyata mengalahkan niatnya untuk senantiasa shalat shubuh di masjid. Ia kini terbaring lagi, tertidur lagi. Doni terjaga kembali setelah aktivitas seluruh penghuni rumahnya dimulai.

Kini saatnya berangkat sekolah. Doni pun telah siap untuk pergi ke sekolah, dengan tas di punggung dan kantong pelastik merah besar di tangan kanannya. Ia mengucap basmalah pada langkahnya yang pertama dan menyapa orang-orang yang ia temui di jalan pada langkah-langkah berikutnya. Bahkan tak jarang ia berhenti sejenak hanya untuk menyapa dan sedikit bergurau, alhasil, perjalanan yang sebenarnya bisa ditempuh dalam waktu sepuluh menit harus ia tempuh dalam waktu dua puluh menit. Kini ia berdiri di trotoar jalan, menunggu sebuah angkot biru yang akan mengantarkannya ke Cipare, tempat sebuah SMA kecil dimana ia bersekolah.

Dua puluh menit perjalanan menggunakkan angkot cukup untuk mengantarkan Doni sampai ke depan pintu gerbang sekolah. Doni turun dan membayar seribu rupiah. Kini ia berjalan menuju sebuah kelas yang terletak di lantai dua sekolah tersebut. Dalam perjalanannya Doni senatiasa menyapa setiap orang yang ia lalui, dari tukang sapu sampai guru-guru. Doni pribadi yang ramah. Kini ia sampai di depan kelas, dan lantas bergerak menuju sebuah bangku di depan meja guru. Inilah hukuman yang diterapkan oleh kelas bagi mereka yang telat karena budaya di sekolah ini adalah berebut tempat paling belakang.

Empat jam pelajaran Doni lalui dengan sangat antusias, ia bertanya tentang berbagai hal kepada sang guru, bukan untuk memuaskan hasratnya untuk tahu, melainkan untuk mencegah ia ditanya duluan oleh sang guru. Bel istirahat berbunyi, saatnya Doni beraksi. Ia memulai dagang dari kelasnya, merayu orang satu per satu. “Alhamdulillah,” batinnya mengucap, satu kardus kecil coki-coki dan setengah kardus momogi habis di kelasnya. Saatnya expansi ke kelas lain, melayani pelanggan setianya yang lain.

Doni pun beranjak menuju kelas yang lain, merayu lagi dan terus merayu, mengumbar kata. Tiap perempuan yang ia lewati dipujinya cantik, sontak hati mereka berbunga dan satu persatu barang dagangan mereka beli. Dasar wanita makhluk gila pujian. Doni kini bersiul, dagangannya ludes, hatinya senang, dan untung lima belas ribu kini di tangan, dia kantongi.

Siangnya pukul dua belas Doni ke kantin, perutnya berteriak mengadu minta makan. Satu mangkuk soto ia pesan lengkap dengan potongan setengah telur rebus. Doni memakannya dengan lahap, sambil ngobrol dan berteriak ini-itu tentunya. Mulutnya yang penuh tak menghalanginya untuk terus bicara. Dasar kau Doni si mulut "lebar".

Dua orang kawan menghampiri Doni, menawar jasanya, untuk menemani mereka pergi mendaki gunung. Tak banyak bicara Doni langsung mengiyakan ajakan kedua temannya, Inggil dan Faiz. Mereka pun menyusun rencana dan mencoba mengundang teman yang lain. Namun, tak ada satu pun yang mau karena alasan waktunya yang sangat mendesak. Ya, tentu saja sangat mendesak karena mereka berencana ingin pergi sore ini. Ide gila untuk mendaki gunung tertinggi di Propinsi Banten, yang terkenal angker, tanpa persiapan yang matang.

Pukul 17.00 mereka baru bertolak dari sekolah, menggunakan angkutan kota berwarna hitam menuju Pandeglang, lebih tepatnya Cadasari. Sempat terjadi diskusi di antara mereka, bukan masalah maju dan mundur, melainkan, masalah makanan apa yang akan dibawa. Sesampainya di pasar Cadasari, pukul 17.30 Doni membeli beberapa bungkus mie dan roti, dan tiga buah korek gas yang dibagian belakangnya terdapat senter untuk nanti jadi penerangan jalan. Perjalanan masih panjang kawan, sekitar lima kilometer lebih menyusuri perkampungan, hutan, dan perkampungan lagi, mereka mulai berjalan, dengan langkah yang cepat.

Jarum jam menunjukkan pukul 18.00 ketika itu adzan maghrib berkumandang. Hari mulai gelap. Doni, Faiz, dan Inggil baru menempuh sepertiga perjalanan, mereka berhenti sejenak untuk solat maghrib dan beristirahat, sekaligus mulai mengenakan pakaian yang layak untuk menahan hawa dingin. Perjalan kembali dimulai dengan alat bantu penerangan tiga buah senter kecil. Cepat saja mereka berjalan, batuan terjal bagi mereka bukan hambatan.

Pukul 19.00 akhirnya mereka sampai di desa terakhir, ketika adzan isya berkumandang, mereka pun menunaikan solat isya terlebih dahulu, seraya berdoa demi keselamatan. Keselamatan dari binatang buas dan roh-roh jahat. Keluar dari mesjid mereka mengunjungi salah satu rumah warga untuk meminta tolong agar dibuatkan mie kuah, sambil berbincang-bincang. Warga terkejut ketika mendengar mereka ingin mendaki terus ke atas, namun, rasa terkejutnya hilang ketika tahu ini bukan pendakian pertama bagi kami. Lebih tepatnya bagi Doni dan Faiz. Namun bagi Inggil, ini yang pertama dan terekstrim. Mie kuah akhirnya matang juga dengan kepulan asap yang masih menghiasinya, tetapi jangan tertipu, karena mie sebernanya tidak panas hanya sedikit hangat, dan terus turun suhunya menjadi mie kuah yang dingin.

Setelah makan, mereka pun bersiap kembali, bersiap mendaki, menantang hawa dingin, menantang jalanan terjal, dan menantang rasa takut mereka sendiri. Hidup ini penuh tantangan kawan. Jalanan setapak di antara rumah-rumah warga, mereka lalui. Mereka masih tenang, masih sempat bercanda. Rumah warga yang terakhir pun akhirnya terlewati, dan di depan mulai terlihat pintu gerbang pendakian, sebuah makam keramat. Bau aneh menyeruak masuk ke hidung, kabut turun, suasana begitu mistis. Doni merinding, Faiz merinding, Inggil pun merinding, tetapi mereka semua terdiam, pura-pura tidak merasakan apapun, dan terus berjalan. Terus berjalan, dan semakin cepat. Gontai langkah mereka tetapi tetap cepat tak ada pilihan lain, kecuali cepat sampai di pos terakhir dan beristirahat.

Bau aneh itu terus menyeruak, semakin dekat, mereka semakin takut. Mereka terus berjalan, berjalan sambil menunduk, hanya jalan yang mereka lihat. Perasaan dibuntuti, perasaan diperhatikan masih terus mereka rasakan bahkan semakin membesar. Doni mulai komat-kamit, Inggil juga dan tentu Faiz juga di posisi paling belakang. Mereka terus menunduk karena takut, bahkan untuk menolehpun begitu mengerikan. Beberapa kali Doni memanggil nama Faiz, hanya untuk memastikan kalau Faiz masih bersama, Doni tak sanggup menoleh. Sampai akhirnya mereka tak tahan untuk beristirahat, sekedar berhenti. Mereka pun berhenti dan tak terjadi apa-apa. Akhirnya merekapun sadar jika rasa takut tak seharusnya mereka tanggapi, biarkan saja. Perjalanan kembali dilanjutkan, mereka sedikit relaks. Dan tak lama kemudian sebuah pohon besar terlihat, pertanda pos terakhir telah dekat. Mereka berlari, terus berlari dan sampai. Lantas Doni berteriak, "Serang...............!!" sambil menunjuk ke arah kerumunan cahaya di bawah sana.

Mereka berteriak, teriakan-teriakan kesal, mumpung di hutan. Semua kesal mereka teriakan. Mulai dari ulangan-ulangan yang remed, guru-guru yang bikin kesal, sampai kawan-kawan sialan. sampai akhirnya mereka capek. Kini mereka terduduk menikmati eksotisme indahnya langit, indahnya taburan cahaya bintang di langit, dan indahnya taburan cahaya di bawah sana. Kini Doni memulai kisah tentang coki-cokinya. Ia menjelaskan untuk inilah ia berjualan coki-coki, untuk mewujudkan hasrat jalan-jalannya, hasrat menaklukan setiap tantangan. Karena hidup sejatinya adalah tantangan. Kemudian senyap datang, semua terdiam, bergelut dengan pikiran masing-masing.

Faiz mengambil sebuah pena dan secarik kertas dari tas sekolahnya. Ia menulis sebuah puisi ditemani lampu senter kecil.

Ditemani lampu senter kecil, di tengah sunyi gunung yang ku daki

Di antara hamburan cahaya
di langit dan di bumi
kini aku bersaksi dengan segenap hati
tentang alam ini, tentang semesta, tentang semua keindahan
tentang semua rasa
tentang semuanya......
bahwa semua ada karena satu alasan
karena Kau..
Kau Ya Rabbul 'Alamiin.......


Puisi berikutnya

coki-coki kau begitu menginspirasi

kau coklat dan manis
banyak orang menyukaimu
termasuk aku


kau adalah jalan
jalan Tuhan untuk aku tahu
bahwa setiap mimpi perlu ada sebuah usaha....
sebuah realisasi....

Selasa, 11 Oktober 2011

coba nulis 2

Ujian Oh Ujian

Ujian didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan untuk membuktikan kualitas diri, sifatnya spesifik tergantung sesuatu apa yang ingin dibuktikan. Ada ujian lisan, ujian tulis, dan yang terberat ialah ujian hidup. Ujian hidup menyebabkan banyaknya orang mati di seutas tali penggantung, atau di bawah shower kamar mandi dengan genangan darah di lantai.

Senin itu matahari menyembul mebuat rona kemerahan di ufuk timur langit Menes. Suasana jalanan sepi senin itu, karena hanya siswa kelas 6 SD dan guru-guru yang berhubungan dengan ujian tulis sajalah yang berangkat ke sekolah, sedangkan yang tidak berkepentingan tentu saja tiduran di depan tv menikmati infoteiment pagi. 

Senin, 10 Oktober 2011

Building An Energi Economy on Biodiesel


This journal is a journal that was written by Jennifer Weeks who is a Massachusetts writer specializing in energy and environmental issues. This journal is based on book tittles “Biodiesel: Growing a New Energy Economy” written by Greg Pahl which was published by Chelsea Green.

Today, environmental issues become a most frequently discussed. The environmental issues such as CO2 emission, greenhouse effect, and climate change. Those issues are inseparable with energy resources or fuel such as diesel. For answer that’s all issues, scientists think what the ways and one of the ways that they are thought is to produce biodiesel to change petroleum diesel or to minimize the use of petroleum diesel, as a part of global clean energy demand.