Selasa, 03 April 2012

zionisme: segala cara untuk 'merdeka'

Kewajiban dari membaca adalah menuliskan kembali apa yang telah dibaca, dan menginfokan kepada orang lain, dan tulisan ini tak lain hanya untuk menggugurkan kewajiban tersebut. Selamat membaca…  

Siapa tak kenal dengan zionisme, sebuah ideologi dan juga gerakan yahudi yang memiliki tujuan untuk mendirikan sebuah Negara di sebuah tanah, yang kata mereka, dijanjikan Tuhan, Jerussalem, Palestina. Zionisme sendiri merupakan kata yang mengacu pada nama sebuah bukit di ‘tanah yang dijanjikan’ yang konon katanya Raja Daud pernah mendirikan istananya. Istilah zionisme sendiri digunakan pertama kali oleh sekelompok Yahudi Eropa pada tahun 1882 yang mengatasnamakan dirinya sebagai lover of zion.

Gerakan zionisme berkembang atas prakarsa Theodore Herltz seorang Yahudi bergebangsaan Hungaria. Dalam perjalanannya Herltz pertama kali menggunakan tulisan yang tertuang pada bukunya Der Judenstaat (Negara Yahudi) sebagai alat provokasi. Tak ayal apa yang dilakukannya pun berhasil, di mana, banyak orang Yahudi yang tergerak hatinya untuk mendirikan sebuah negera yang merdeka, terlebih pada masa itu mereka tersudut. Sehingga, mulailah sekelompok orang Yahudi dari Rusia dan Eropa Timur lainnya berencana mendirikan sebuah organisasi untuk merealisasikan mimpinya.
Pada akhirnya, kongres zionisme pertama pun terlaksana, atas prakarsa Herltz, pada tahun 1897 di Bassel, Swiss. Lebih dari dua ratus orang datang dari berbagai penjuru dunia. Di sanalah mereka mulai menyusun rencana yang sangat rapi dan teratur, mulai dari menguasai bidang informasi sampai bidang lainnya, termasuk politik dan ekonomi. Sampai pada akhirnya, saat ini zionisme begitu kuat berdiri walau berbagai macam orang mengecam.

Zionisme, Israel di awal kemerdekaannya

Tanpa ada pemberitahuan apapun, pada 14 Mei 1948, zionisme menyebutkan bahwa mereka telah mendirikan sebuah Negara, di Jazirah Arab, dengan nama Israel. Pada saat itu pula dua Negara superpower, Amerika dan Uni Soviet, mengakui keberadaannya. Padahal, wilayah yang mereka klaim pada waktu itu, merupakan wilayah yang didapatkan dari hasil pengusiran lebih dari dua per tiga rakyat Palestina. Pengusiran yang tentu dengan cara yang keji dan mengerikan.

Mengenai pembantaian dan pengusiran pada awal kedatangnnya, tercatat lebih dari lima kali pembantaian dengan korban lebih dari ratusan orang, bahkan ribuan orang, termasuk anak-anak. Pembantaian tersebut diantaranya, Pembantaian Desa Balad Asy-Syeikh dan Hawasyah pada 1 Januari 1948, Pembantaian Nashiruddin pada 13 Mei 1948, Pembantaian Bait Darais pada 21 Mei 1948, Pembantaian Deir Yasin pada 9 Oktober 1948, Pembantaian Ad-duwaimah pada 30 Oktober 1948, dan masih banyak lainnya. Pembantaian-pembantaian tersebut dilakukan dengan sangat keji dengan cara menembak kepala korban, melindasnya dengan panser, dan dengan bantuan alat peledak.

Zionisme, Israel demi eksistensinya

Demi ketetapan eksistensinya, Israel senantiasa melakukan serangkaian teror, bahkan pembantaian, dari mulai berdirinya sampai saat ini. Selain itu, hal yang tidak terlihat, adalah Israel pula senantiasa menjalin hubungan baik dengan kerabat dekatnya, Amerika dan juga melakukan berbagai konspirasi baik di bidang informasi, maupun politik dan ekonomi. Hal ini dilakukan Israel tak lain adalah demi tercapainya tujuan mereka, yaitu terciptanya Israel raya dan tata kelola dunia baru.

Teror yang mereka lakukan adalah teror yang benar-benar nyata. Pertama, berupa, pembunuhan dengan cara yang keji, baik itu terhadap militer, pria dewasa, wanita atau pun anak-anak. Pembantaian-pembantaian di atas adalah contoh kecilnya atau menurut data, di tahun 2011 saja, jumlah warga Palestina terbunuh mencapai 516 warga.[2] Kedua, melalui pengrusakan berbagai jenis dan macam insfrasturuktur, baik itu sekolah, rumah sakit, instansi atau pun rumah tinggal dan kamp pengungsian. Dari Desember 2010 sampai November 2011 tercatat Israel telah menghancurkan 574 bangunan Palestina, termasuk rumah dan kamp pengungsian.[3] Ketiga, adalah dengan melakukan penangkapan-penangkapan tanpa ada alasan yang jelas. Kasus terbaru terjadi pada Hana Shalabi, yang kemudian dikenal dengan aksi protes mogok makannya di tahanan. Keempat, melakukan penyerangan baik, darat maupun udara, mengatasnamakan pencarian teroris atau penyerangan defensif, padahal jelas mereka tidak beralasan. Baru-baru ini terjadi di Gaza pada 29 Maret 2012.[4] Dan masih banyak lagi teror yang lainnya, yang jelas-jelas melanggar hukum dan hak asasi manusia.Teror-teror tersebut merupakan bentuk intervensi mental yang bertujuan melemahkan mental para Palestinian, sehingga pada nanntinya, harapan Israel, bangsa Palestina merelakan tanahnya tanpa perlawanan.

Israel menguasai media massa, pernyataan ini bisa jadi benar. Pasalnya tercatat, para pendiri perusahaan media massa besar, seperti, Reuters dan The New York Times adalah mereka yang berdarah Yahudi. Reuters didirikan oleh Paul J Reuter dan The NYT didirikan atau lebih tepatnya dikembangkan oleh Adolph Ochs. Belum lagi, CNN, AFP, dan CBN, yang juga memiliki kepentingan untuk membela Israel. Penguasaan akan media massa tak lain memiliki tujuan agar mereka senantiasa dengan leluasa dapat melakukan berbagai macam aksi propaganda dan pengalihan isu.        

Selain, menguasai media massa, zionisme pun memiliki berbagai jenis perusahaan di sektor-sektor vital yang bersentuhan langsung dengan hidup manusia. Sebut saja unilever, sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang costumer goods dan food processing. Adapun perusahaan-perusahaan yang lainnya adalah Baskin Robbins Ice Cream, Waralaba Carrefour, Dunkins Donuts, Starbuck Corporation, Danone Group, Philip Morris (rokok), dan lain-lain.[5] Perusahan-perusahaan inilah yang kemudian menjadi penyokong biaya perang Yahudi.
Begitu menghegemonikah zionisme?

Lantas bagaimanakah, apa yang bisa dan harus kita lakukan?

 “Dukungan apapun dari kaum muslimin Indonesia membuat kaum muslimin bertahan dalam teror sekejam apapun!” –Syaikh Sheyam, Imam dan Khatib Masjid Al-Aqsho-

Lakukan apa yang kita bisa[6]:

  1. Kabarin ke temen-temen terdekat, blow up issue. Semakin banyak orang yang tahu berarti semakin banyak orang yang peduli.
  2. Bantu dengan harta dan penggalangan dana, Palestina pasti sangat membutuhkan harta terlebih saat ini mereka diembargo Israel. 
  3. Sering ikut diskusi, bertujuan untuk menambah wawasan agar apa yang kita lakukan tepat sasaran.
  4. Aktif di lembaga keislaman, bertujuan menjaga konsistensi kita dalam menunjukkan kepedulian kita terhadap Palestina. 
  5.  Ikut aksi munasharah (aksi solidaritas), selain dukungan harta dukungan moril pun sangat berguna, terlebih jika ada juga aksi penggalangan dana. 
  6.  Bikin gerakan untuk penyadaran soal Palestina 
  7.  Boikot produk Israel 
  8.  Jangan lupa berdoa. Bagaimana pun kuasa Allah lah yang paling besar.
Sekali lagi: “Dukungan apapun dari kaum muslimin Indonesia membuat kaum muslimin bertahan dalam teror sekejam apapun!” –Syaikh Sheyam, Imam dan Khatib Masjid Al-Aqsho-



[1] Tulisan bersumber pada: Shofan Al Banna, Palestine: emang gue pikirin?!, Yogyakarta, 2006
[2] http://www.eramuslim.com/berita/palestina/laporan-pbb-israel-hancurkan-574-bangunan-warga-palestina-tahun-lalu.htm
[3] http://www.eramuslim.com/berita/palestina/laporan-jumlah-warga-palestina-yang-dibunuh-israel-di-2011-meningkat-drastis.htm
[4] http://www.eramuslim.com/berita/palestina/israel-kembali-memulai-serangan-terbaru-lewat-udara-dan-darat-ke-gaza.htm
[5] Lebih lengkap di: http://afryanakhlas.blogspot.com/2011/09/daftar-perusahaan-milik-yahudi-di.html
[6] Sepenuhnya diintisarikan dari: Shofan Al Banna, Palestine: emang gue pikirin?!, Yogyakarta, 2006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar