Apakah Kamu khawatir
dengan masa depan?
Jika ditanya dengan pertanyaan yang
demikian, berbeda dengan zaman dahulu, sekarang saya probably akan menjawab Ya.
Dalam bayangan saya, dunia selepas
kuliah adalah dunia yang sangat keras, dengan persaingan yang sangat ganas.
Belajar dari pengalaman senior, mereka yang kurang mempersiapkan diri terlihat
seperti kehilangan arah.
Kekhawatiran saya adalah terkait
dengan hal tersebut. Saya, menilai diri saya sendiri, sepertinya belum mulai mempersiapkan apapun. Alasannya
mudah, karena saya belum terbayang apa yang harus saya persiapkan. Akar masalahnya, mungkin
karena saya belum mengetahui betul apa keinginan saya.
Selain itu, saya merasa tidak mempunyai satu skill khusus yang benar-benar saya kuasai dan bisa dibanggakan.
Menulis, tulisan saya rasanya belum juga baik. Pengalaman saya di
dunia kepenulisan juga minim, dalam arti, belum banyak prestasi bisa saya raih,
pelatihan jurnalistik sama sekali belum pernah saya ikuti. Tulisan ilmiah,
sebatas tugas kuliah, itu pun saya rasa kurang baik. Pun saya senang membaca
novel, menulis kreatif sama sekali saya tidak bisa.
Berbicara, bicara saya terbata-bata. Saya juga tipikal orang yang
grogian dan nervous jika berbicara di
depan umum. Kelemahan yang lain, saya selalu perlu memgonsepkan dulu apa yang
ingin saya sampaikan melalui bagan atau tulisan. Pun setelah melakukan itu, saya
masih juga kesulitan dalam menyampaikan. Pesan yang ingin saya sampaikan malah
jadi tidak tersampaikan, apalagi mempengaruhi orang lain.
Pengalaman, pengalaman terlibat di organisasi atau memimpin orang
belum juga berbuah banyak bagi saya. Berbagai hal atau masalah yang pernah saya
hadapi, rasanya belum menjadi hikmah yang kemudian mengubah saya menjadi lebih
baik. Saya tetap menjadi saya yang lama: sering melewatkan banyak waktu luang
dengan sia-sia, kurang bertanggung jawab, motivasi diri masih kurang, dan
manajemen waktu yang buruk. Pengalaman lain, misalkan di bidang akademis –
kompetisi atau kerja profesional rasanya juga belum puna. Beberapa kali mencoba
dan belum berhasil.
Networking, saya juga tipikal orang yang jika kenal
orang baru kemudian lupa. Saya bukan tipikal orang yang mampu membangun networking. Saya tipikal orang yang
nyaman dan menganggap cukup berteman dan berelasi dengan teman-teman saya saat
ini. Padahal, kita sebaya, masalah yang dihadapi juga sama, dan masih sama-sama
belum menjadi siapa-siapa. Lingkaran pertemanan saya saat ini nyaris tidak
menawarkan akselerasi.
Bagaimana kemudian?
Saya sepertinya tahu jawaban dari
masing-masing permasalah. Namun entahlah, implementasinya masih belum juga
serius saya lakukan. Entah apalagi lagi yang saya butuhkan, selain
kekhawatiran?
...............
Teman, bagaimana dengan kamu,
apakah juga khawatir dengan masa depanmu? Apakah juga dengan permasalahan yang
sama? Bagaimana kamu mengatasinya?
Oya, teman, jika sejauh ini kamu
belum memiliki rencana yang jelas dan kamu yakini, segeralah perjelas rencanamu
dan yakinlah akan itu. Berikutnya, segeralah kenali potensi juga passion-mu dan berfokuslah untuk
mempersiapkan diri agar semua rencanamu dapat terwujud. Selanjutnya, kuasailah skill tertentu, hingga ke taraf yang
membanggakan, suatu saat ini akan berguna bagimu. Bergaulah dengan banyak orang.
Pergi dan terlibatlah dalam banyak hal. Tentu, lakukanlah semuanya dengan
seantusias mungkin.
Tulisan ini merupakan renungan
untuk diri pribadi, di tulis dan di post untuk
menjadi pengingat di kemudian hari, dan agar ada yang membaca dan semoga dapat
memberi pembelajaran bagi teman-teman.
Semoga bermanfaat.
Faiz Fadhlih Muhammad
Yang Sedang Kehilangan Arah
(Dramatis.
Agak Lebay)
aasalamualaykum, hai kang faiz, Salam kenal, saya lihat link ini dari twitter hehe. sangat menginspirasi sekali tulisan"nya :) Dan ternyata senang menulis juga. mungkin satu yang tidak Ada, laman untuk mengikuti atau sekedar mengomentari hihi. maaf kalau Tiba" langsung komentar. Salam, semoga mau menengok blog sebelah juga :)
BalasHapus