Selasa, 01 Januari 2013

Dunia Tengah (Masa Sebelum Lahirnya Islam)


http://mesopotamia.mrdonn.org/meso01.gif
BAB 1: Dunia Tengah (Masa Sebelum Lahirnya Islam)
Dari Puncak Bagdad: Sejarah Dunia Versi Islam Karya Tamim Ansary (A Book Summary)

Seperti telah kita ketahui bahwa peradaban pertama kali muncul di lembah sungai-sungai besar. Lembah Sungai Huang Ho di China, Lembah Sungai Indus di India, dan Lembah Sungai Nil di Afrika. Kemunculan peradaban di lembah-lembah sungai berkaitan dengan kesuburan tanah yang ditawarkan oleh lembah-lembah sungai tersebut, juga pola mata pencaharian masyarakat yang berubah dari meramu dan berburu ke pertanian. Dan peradaban paling dinamis saat itu terjadi di daerah Mesopotamia. Sebuah daerah sempit di antara sungai Tigris dan Eufrat.


Disebut sebagai peradaban paling dinamis mengacu pada alasan bahwa di daerah ini seringkali terjadi perebutan kekuasaan antara bangsa yang sedang menetap dan bangsa pendatang yang lebih besar. Hal ini terjadi karena kondisi geografis daerah Mesopotamia sangat terbuka, sehingga memudahkan terjadi kontak dengan bangsa lain. Pola ini, kedinamisan, terus terjadi berulang kali dan terus membentuk imperium yang lebih besar. Ibnu Khaldun, seorang sejarawan Muslim abad 14, mengkodifikasi kedinamisan ini sebagai sebuah pola, yaitu: penaklukan, konsolidasi, ekspansi, degenerasi, penaklukan, dan seterusnya.

Pada 5.500 ratus tahun yang lalu, di sepanjang Sungai Eufrat berkembanglah peradaban Sumeria. Di peradaban ini ditemukanlah aksara, roda, gerobak, dan sistem bilangan. Sumeria kemudian ditaklukan oleh bangsa lain yang lebih besar, yaitu, Bangsa Akkadian. Bangsa Akkadian ditaklukan oleh bangsa lain, yaitu, Guttian. Kemudian Kassit, Hurian, Amori: merupakan bangsa-bangsa yang secara bergantian menguasai daerah ini.

Bangsa Amori, yang sebenarnya telah berhasil mendirikan peradaban yang lebih maju yang dibuktikan dengan adanya Kota Babel, pun kemudian digantikan oleh bangsa lain, yaitu Bangsa Asyur yang dikenal sebagai sebuah bangsa Tiran. Prinsip yang digunakan oleh bangsa Asyur terhadap populasi yang menetap sebelumnya adalah mencerabut seluruh populasi dan memindahkannya ke tempat lain. Bagi bangsa Asyur hal ini akan menyebabkan mereka bingung sehingga tidak akan mampu melakukan pemberontakan. Akan tetapi, prinsip tersebut ternyata salah, Bangsa Asyur kemudian dikalahkan oleh Bangsa Kasdim yang merupakan salah satu bangsa yang pernah mereka tundukan.

Bangsa Kasdim kemudian membangun kembali Kota Babel dan juga membangun peradaban intelektual. Dalam sejarah tercatat bahwa mereka merupakan pencetus banyak hal dalam ilmu astronomi, kedokteran, dan matematika. Selain itu, bangsa ini pula tercatat sebagai bangsa perencana dan arsitek kota yang luar biasa, yang dibuktikan dengan salah satu karya luar biasanya, yaitu Taman Gantung Babel.

Beberapa waktu kemudian, ketika Bangsa Kasdim dipimpin oleh Balshazzar, serangan secara tiba-tiba dilancarkan oleh aliansi Persia dan Mendes. Aliansi inilah yang kemudian membangun Kekaisaran Persia. Kehadiran Kekaisaran Persia menandai berakhirnya pola: penaklukan, konsolidasi, ekspansi, degenerasi, penaklukan, dan seterusnya. Atau setidaknya membuat tersebut vakum untuk beberapa lama. Selain itu, Kekaisaran Persia juga mampu menggabungkan Peradaban Mesir ke dalam wilayah kekuasaan mereka. Kunci kemenangan besar atau ekspansi besar kekaisaran ini adalah: tidak lagi menggunakan prinsip Bangsa Asyur dan terbangunnya komunikasi yang baik antara kekaisaran dengan rakyat atau siapapun di wilayahnya.

Pada suatu masa, Masa Kekaisaran Darius, Kekaisaran Persia berniat untuk menghukum orang Yunani. Penghukuman terjadi karena orang Yunani enggan mengonfirmasi bahwa mereka adalah rakyat dari Kekaisaran Persia. Raja Darius pun kemudian merencanakan suatu penyerangan yang menyebabkan kekalahan di kubu Persia karena kehabisan bekal. Satu generasi kemudian, Kaisar Xerxes yang merupakan putra dari Darius melakukan balas dendam dan mengulang kekalahan. Seratus lima puluh tahun kemudian, drama peperangan dan saling serang ini kemudian memunculkan nama Aleksander yang Agung. Aleksander yang menguasai Persia sekaligus menegaskan bahwa Peradaban Mediterania saat itu masuk ke dalam peradaban Mesopotamia, atau Dunia Tengah.

Persia pun kemudian ditaklukan oleh bangsa besar lain, yaitu bangsa Parthia, bangsa yang terdiri dari pejuang-pejuang hebat. Bangsa inilah yang dalam sejarah tercatat sebagai bangsa yang pertama kali melibatkan cataphract- kesatria kuda berbaju zirah. Selain itu, yang juga terkenal dari bangsa ini adalah strategi perang Parthian shot. Pada masa kejayaannya, Parthia melindungi serta memajukan perdagangan, dan kafilah dagang bebas memasuki wilayah mereka. Oleh karena menerapkan perdagangan yang ‘bebas’, ibu kota Parthia dikenal sebagai Hecatompylos atau seratus gerbang. Akan tetapi, pada masanya pula, Parthia cenderung membuat jarak dengan Roma, sehingga Mediterania dan Mesopotamia (Dunia Tengah) kembali terpisah.

Kejayaan Parthia pun pada akhirnya berakhir, kekuasaan digulingkan oleh pemberontak provinsial yang kemudian mendirikan Dinasti Sassania. Hal yang menyebabkan ini terjadi adalah sistem feudal yang digunakan oleh Parthia yang menggiringnya menuju feodalisme terfragmentasi. Belajar dari pengalaman Bangsa Parthia, Bangsa Sassania tidak membelokkan arah perubahan budaya, mereka hanya mengatur pemerintahan agar berjalan lebih efektif dan menghidupkan kembali konstruksi fisik dan budaya gaya Persia. Kejayaan Persia seolah dapat dilihat kembali di masa kejayaan Bangsa Sassania. Salah satu rajanya yang paling terkenal adalah Khusrow Anushirwan yang dikenang sebagai arketipe atau raja yang adil.

Ketika Dinasti Sassania mengalami kemajuan, di belahan dunia lain, kekaisaran Romawi mulai hancur berantakan. Hal ini ditandai dengan terbaginya kekaisaran menjadi dua bagian, yaitu Romawi Barat dan Romawi Timur yang kemudian dikenal dengan Byzantium. Terbelahnya Romawi menjadi dua adalah akibat keputusan kaisar Diokletanius yang membagi Romawi ke dalam empat bagian untuk tujuan administratif. Hal tersebut, didukung juga oleh keadaan: Romawi Timur kaya akan sumber daya alam, sedangkan, Romawi Barat tidak. Masa inilah yang kemudian, disebut sebagai masa kegelapan di Dunia Barat.

Bizantium kemudian menjadi kekuatan baru, dan kekuasaan tunggal di daerah mediterania. Pada pertengahan abad keenam Bizantium mampu menguasai sebagian besar asia kecil dan Eropa Timur. Sehingga kemudian berbatasan langsung dengan Dinasti Sassania Persia yang mengusai daerah Mesopotamia. Dibalik bayangan dua kekuasaan itulah, di pertengahan abad keenam, islam kemudian hadir-ditandai dengan lahirnya Muhammad- di Jazirah Arab, di sebelah selatan wilayah dua kekuasaan tersebut.

1 komentar: