Sabtu, 04 Agustus 2012

Karakteristik Ramadhan dan Pembentukan Karakter

Karakteristik Ramadhan dan Pembentukan Karakter
Oleh Faiz Fadhlih Muhammad[1]

Ramadhan Bulannya Al-Quran

Semua orang mungkin telah mashur dengan istilah Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan. Ya benar, Bulan Ramadhan memang bulan penuh berkah karena setiap amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya, rezeki dilapangkan, dan pintu taubat dibuka selebar-lebarnya. Hal ini sesuai dengan hadist, “Wahai segenap manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa di siang harinya sebagai kewajiban, dan qiyam di malam harinya sebagai sunah. Barangsiapa menunaikan ibadah yang difardukan, maka pekerjaan itu setara dengan orang mengerjakan 70 kewajiban.”

Selain identik dengan keberkahan, Bulan Ramadhan pun identik dengan bulannya Al-Quran. Hal ini karena pada bulan itulah alquran diturunkan, sebagaimana tertuang dalam surat Albaqarah ayat 185, “ Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia..”. Maka, mendekatkan diri dengan Al-Quran di Bulan Ramadhan pun mutlak perlu dilakukan.

Setidaknya ada dua buah ayat yang dapat dijadikan sebagai ‘premis’ pendukung yaitu surat Albaqarah ayat 183 dan surat Albaqarah ayat 2. Surat Albaqarah ayat 183 menjelaskan bahwa salah satu tujuan kita berpuasa adalah agar kita semua bertakwa. Sedangkan, surat Albaqarah ayat 2 menjelaskan bahwa Al-Quran merupakan petunjuk bagi orang yang bertakwa. Keduanya sama mengungkit takwa, yang satu sebagai sebuah cara untuk mencapai ketakwaan sedang yang satu lagi sebagai sebuah hasil dari takwa, yaitu sebuah petunjuk. Atau dengan kata lain, kita di Bulan Ramadhan mengejar ketakwaan dan secara simultan, dengan ketakwaan kemudian kita menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk.

Sebagai sebuah petunjuk, Al-Quran akan menghindarkan manusia dari jalan yang buruk dan sesat. Hal ini senada dengan hadits, “ Telah aku (Muhammad) tinggalkan dua perkara, yang apabila kalian berpegang teguh kepadanya, kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu, Al-Quran dan Hadits”.

Al-Quran dan Pembentukan Karakter

Karakter, menurut Allport, merupakan sebuah kepribadian yang dievaluasi. Sedangkan kepribadian sendiri didefinisikan Allport sebagai organisasi yang dinamis dari keseluruhan psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya. Dengan kata lain, kepribadian merupakan hasil perpaduan antara sikap mental seseorang dan hasil adaptasinya dengan lingkungan.

Karakter sebagai hasil evaluasi dari kepribadian hanya dapat diperoleh melalui suatu proses pembelajaran yang panjang. Dan Al-Quran, sebagai Firman Allah, tentu merupakan salah satu alat bantu pembelajaran yang sangat efektif. Keefektifan Al-Quran mengevaluasi terbukti dari kisah Umar bin Khatab yang bercucuran air mata dan memutuskan masuk islam, tentu karena hidayah Allah, setelah mendengar bacaan Al-Quran adiknya. Seorang Umar yang berkepribadian dan berpendirian teguh menentang Rasul pada awalnya, pun luluh karena Al-Quran.

Keefektifan Al-Quran sendiri sebagai sebuah alat pembentuk karakter, karena kandungannya yang sangat lengkap dan komperhensif. Al-Quran berisikan sejarah, hukum, penjelasan mengenai surga dan neraka, ketauhidan dan lain sebagainya, yang apabila difahami kemudian direnungkan dan diamalkan tentu menjadi alat yang efektif. Selain itu, tata bahasanya yang lembut tetapi lugas pun merupakan poin tesendiri.

Penyampaian Al-Quran akan sejarah, setidaknya akan menyebabkan manusia tidak akan jatuh kepada lubang yang sama. Penjelasannya akan surga dan neraka, setidaknya akan menyebabkan manusia beramal baik sebanyak mungkin dan bergerak menjauhi yang tidak baik sejauh mungkin. Penjelasannya akan ketahuidan, baik itu secara uluhiyah, rububiyah maupun asma dan sifatnya, setidaknya akan menebabkan manusia sadar jika semuanya karena Allah, dan lain sebagainya. Sehingga, tingkat religiusitas seseorang akan bertambah dan terus bertambah dan secara beriringan sifat dan kepribadiannya berubah menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

Allahu A’lam
  



[1] Mahasiswa FISIP UI_Mantan Santri Pondok Pesantren Daar El Falaah, Mandalawangi_Mantan Ketua Rohis SMANSA Serang, Rismansa 27.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar