Kita ada di era di mana
negara-negara saling berhubungan satu sama lain, era di mana batas-batas negara
kian mengabur, yaitu era globalisasi. Jika momen kebangkitan nasional dulu
diartikan sebagai proses transformasi perjuangan kita melawan penjajah, dari yang
bersifat kedaerahan menuju persatuan nasional, saat ini kita harus
mengartikannya berbeda: bersatu untuk bisa memahami globalisasi, bertahan di
dalamnya, dan memanfaatkannya. Kita tak lagi melawan penjajah yang kasat mata.
Perdagangan bebas dan
arus komunikasi informasi yang tanpa batas, adalah dua dari beberapa ciri
globalisasi. Di satu sisi memiliki kebermanfaatan yang sangat besar, akan
tetapi di sisi lain, jika tidak piawai memainkannya, kedua hal tersebut akan
menjadi kemudaratan yang besar pula bagi kita.
Perdagangan bebas
merupakan keadaan di mana kita mampu menjual dan membeli segala jenis barang
yang kita butuhkan ke dan dari negara lain. Dengannya, kita mampu memperluas
pasar produk unggulan kita, dan juga kita mampu memenuhi kebutuhan kita dengan
sangat mudah. Namun, dibalik itu semua, jika kemudian produksi dalam negeri
kita tidak mampu bersaing, arus barang masuk lebih besar, maka tentu, ini
menjadi petaka untuk kita.
Arus komunikasi dan informasi
yang belakangan mengalir begitu deras dari satu negara ke negara lain dengan
kehadiran internet dengan teknologi yang semakin canggih, memiliki satu
keuntungan tersendiri: kita dapat mengetahui keadaan negara-negara lain dari
berbagai aspek dengan cepat. Dengannya, kita dapat mempelajari banyak hal. Namun,
di sisi lain, ketika kita tidak mampu memanfaatkannya secara positif, ketika
tidak mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk, sudah tentu ini juga
akan menjadi petaka bagi kita. Budaya kita, nilai kearifan lokal kita, dan
banyak hal lain mungkin akan tergerus.
Globalisasi akan terus
berlangsung dan mau tidak mau kita harus menerimanya. Oleh karenanya tidak ada
cara lain selain kita mempersiapkan diri kita untuk menghadapinya. Poinnya,
kita bersatu dan saling bahu membahu untuk itu. Pemerintah dengan segala
kewenangan, harus membuat kebijakan yang pro untuk rakyatnya, tidak untuk
kepentingan asing, dan harus membuat rakyatnya mampu bersaing. Dan kita,
sebagai rakyat, harus mendukung setiap kebijakan pemerintah dengan turut
melaksanakan, mengkritisi, dan mengevaluasi keberlangsungannya. Selain itu,
secara pribadi, kita juga harus terus meningkatkan potensi diri kita agar mampu
bersaing, meningkatkan daya kritis kita terhadap produk asing, dan terus membantu
lingkungan sekitar kita untuk juga siap menghadapi arus ini. Karena negara ini
milik kita, maka, tugas kita untuk menjaga, memelihara, dan membangunnya.
http://koran-sindo.com/node/318078
http://koran-sindo.com/node/318078
Tidak ada komentar:
Posting Komentar