Sabtu, 01 Juni 2013

Kebangkitan Nasional di Era Globalisasi




Kita ada di era di mana negara-negara saling berhubungan satu sama lain, era di mana batas-batas negara kian mengabur, yaitu era globalisasi. Jika momen kebangkitan nasional dulu diartikan sebagai proses transformasi perjuangan kita melawan penjajah, dari yang bersifat kedaerahan menuju persatuan nasional, saat ini kita harus mengartikannya berbeda: bersatu untuk bisa memahami globalisasi, bertahan di dalamnya, dan memanfaatkannya. Kita tak lagi melawan penjajah yang kasat mata.

Perdagangan bebas dan arus komunikasi informasi yang tanpa batas, adalah dua dari beberapa ciri globalisasi. Di satu sisi memiliki kebermanfaatan yang sangat besar, akan tetapi di sisi lain, jika tidak piawai memainkannya, kedua hal tersebut akan menjadi kemudaratan yang besar pula bagi kita.

Perdagangan bebas merupakan keadaan di mana kita mampu menjual dan membeli segala jenis barang yang kita butuhkan ke dan dari negara lain. Dengannya, kita mampu memperluas pasar produk unggulan kita, dan juga kita mampu memenuhi kebutuhan kita dengan sangat mudah. Namun, dibalik itu semua, jika kemudian produksi dalam negeri kita tidak mampu bersaing, arus barang masuk lebih besar, maka tentu, ini menjadi petaka untuk kita.

Arus komunikasi dan informasi yang belakangan mengalir begitu deras dari satu negara ke negara lain dengan kehadiran internet dengan teknologi yang semakin canggih, memiliki satu keuntungan tersendiri: kita dapat mengetahui keadaan negara-negara lain dari berbagai aspek dengan cepat. Dengannya, kita dapat mempelajari banyak hal. Namun, di sisi lain, ketika kita tidak mampu memanfaatkannya secara positif, ketika tidak mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk, sudah tentu ini juga akan menjadi petaka bagi kita. Budaya kita, nilai kearifan lokal kita, dan banyak hal lain mungkin akan tergerus.

Globalisasi akan terus berlangsung dan mau tidak mau kita harus menerimanya. Oleh karenanya tidak ada cara lain selain kita mempersiapkan diri kita untuk menghadapinya. Poinnya, kita bersatu dan saling bahu membahu untuk itu. Pemerintah dengan segala kewenangan, harus membuat kebijakan yang pro untuk rakyatnya, tidak untuk kepentingan asing, dan harus membuat rakyatnya mampu bersaing. Dan kita, sebagai rakyat, harus mendukung setiap kebijakan pemerintah dengan turut melaksanakan, mengkritisi, dan mengevaluasi keberlangsungannya. Selain itu, secara pribadi, kita juga harus terus meningkatkan potensi diri kita agar mampu bersaing, meningkatkan daya kritis kita terhadap produk asing, dan terus membantu lingkungan sekitar kita untuk juga siap menghadapi arus ini. Karena negara ini milik kita, maka, tugas kita untuk menjaga, memelihara, dan membangunnya.

http://koran-sindo.com/node/318078 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar