Toleransi dan Ukhuwah sebagai Solusi Premanisme
Faiz Fadhlih
Muhammad, 1106069216
Premanisme merupakan sebuah istilah yang tak asing kita
dengar, sebuah istilah yang biasanya diidentikan dengan tindak kekerasan dan
kriminalitas. Menurut kamus bahasa Indonesia preman diartikan sebagai sebutan
kepada orang jahat (penodong, perampok, pemeras, dsb). Menurut Wikipedia, premanisme
adalah sebutan pejoratif yang sering digunakan untuk merujuk kepada kegiatan
sekelompok orang yang mendapatkan penghasilannya terutama dari pemerasan
kelompok masyarakat lain. Secara lebih
luas premanisme dapat diartikan sebagai sifat-sifat seseorang atau kelompok
yang melakukan tindak kekerasan dan kejahatan.
Dalam konteks ekonomi, premanisme mulai muncul di
Indonesia ketika keadaan ekonomi menjadi sulit, dan di sisi lain lapangan
pekerjaan semakin sempit. Pola pikir masyarakat yang instan, yang menghalalkan
segala cara demi mendapat uang, mungkin menjadi faktor utama tindakan
premanisme.
Dalam konteks kepranataan sosial, premanisme selain
karena keadaan ekonomi, beberapa hal yang menyebabkan tindak anarkis atau
kriminalitas juga disebabkan oleh faktor SARA (Suku, Agama, Ras). Pada keadaan
ketika satu golongan diacuhkan atau dicemooh oleh golongan lain, maka tidak
jarang terjadi konflik antar golongan. Bahkan ketika golongan tersebut seagama.
Atau dalam kasus lain, ketika kaum mayoritas, baik itu secara suku, ras, atau
agama, melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji kepada kaum minoritas. Lemahnya
rasa toleransi dan ukhuwah atau persaudaraan mungkin merupakan penyebab mengapa
hal ini terjadi.
Toleransi berasal dari bahasa latin tolerare yang artinya menahan diri,
bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap
orang-orang yang memiliki pendapat berbeda. Akan tetapi, toleransi bukan
berarti membenarkan pendapat orang tersebut, melainkan mengakui hak orang
tersebut untuk mengeluarkan pendapat. Bertoleransi bukan pula membiarkan
seseorang berpendapat sebebas-bebasnya tanpa landasan dan mengacak-acak apa
yang telah menjadi pendirian kita. Hal ini berarti bahwa setiap individu
haruslah bertoleransi terhadap individu yang lain, dan berkomitmen untuk tidak
saling mengusik.
Sedangkan ukhuwah islamiyyah, ukhuwah islamiyyah
merupakan sebuah ikatan persaudaraan yang dibangun atas dasar kesamaan iman dan
akidah. Ukhuwah islamiyyah memiliki derajat yang lebih tinggi sekalipun
dibandingkan dengan ikatan darah atau keturunan. Namun sayangnya beberapa umat
islam seringkali bersitegang dengan umat islam lainnya. Persitegangan yang
seringkali diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan pandangan atas suatu hukum
tertentu yang sebenarnya benar menurut penuturan ayat atau hadist yang lainnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, selain meningkatkan pemahaman kita akan
suatu hukum agama, meningkatkan rasa ukhuwah islamiyah pun merupakan sebuah
pilihan yang sangat baik, karena, ukhuwah islamiyah pada dasarnya akan
mengarahkan kita kepada ta’aruf (saling mengenal), tafahum (saling memahami),
ta’awun (saling menolong), dan takaful (saling menunjang).
Singkatnya untuk menghindari sebuah premanisme yang
diakibatkan oleh konflik atau gejolak sosial yang berkaitan dengan SARA maka
sikap toleransi atau saling menghargai dan sikap ukhuwah islamiyah adalah salah
satu solusinya. Toleransi sebagai bentukan universal untuk setiap dan antar
ras, suku maupun agama. Ukhuwah islamiyah sebagai bentukan yang diperuntukan
bagi umat islam dalam menyikapi perbedaan pandangannya.
Referensi:
Anneahira.com
Google.com
Wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar