![]() |
http://topmom.areavoices.com/files/2012/02/givinghearts.jpg |
Pengabdian
Masyarakat[1]
oleh Faiz Fadhlih Muhammad
oleh Faiz Fadhlih Muhammad
“Sebaik-baiknya
manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi orang lain”
Kita mungkin
sudah tak asing lagi dengan berhalam-halaman koran yang membahas soal
kemiskinan, ketidaksejahteraan, dan keterbelakangan. Bahkan, bukan hanya dari
halaman koran, tapi melihat secara langsung dengan mata kepala sendiri. Puluhan
anak di tepian jalan yang menjajakan koran. Puluhan ibu serta balitanya, yang
duduk lesu di jembatan penyebrangan. Atau masih banyak lagi. Dan apa yang kita
lakukan? Bersimpati. Setiap orang, siapapun itu, dapat dipastikan mampu
bersimpati, sedikit atau banyak. Maka, lantas apa istimewanya dari sekedar
bersimpati?
Pengabdian
masyarakat, istilah ini pastilah sudah tak asing lagi di telinga kita, para
mahasiswa, karena pada dasarnya, istilah ini merupakan salah satu isi dari Tri
Dharma Perguruan Tinggi. Pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Ini
berarti, menjadi sebuah kewajiban bagi kita, selaku anggota ‘masyarakat’
perguruan tinggi, untuk melakukannya. Mengabdikan diri kita di masyarakat. Selain
juga, melaksanakan pendidikan dan penelitian.
Pengabdian
masyarakat, haruslah sebuah tindakan nyata. Buah pemikiran yang terimplikasi kerja-kerja
tangan, bukan yang hanya tersekat tembok ruangan. Terbentur pada teori ‘blame
the victim’ dan ‘blame the system’. Menyalahkan si miskin yang memang tak
mumpuni berbuat apa-apa atau menyalahkan pemerintah yang jelas-jelas tak
berbuat apa-apa. Bukannya kata orang, lebih baik menyalakan lilin daripada
sekedar menghardik kegelapan!
Telah
banyak orang mendefinisikan sesukanya mengenai pengabdian masyarakat. Sebagian
membagi-bagikan sembako, sebagian lain melakukan pengobatan gratis, atau ada
juga yang melakukan ragam penyuluhan dan pelatihan keterampilan. Dan kesemuanya
memekik, bahwa apa yang mereka kerjakan adalah bentuk dari pengabdian
masyarakat. Dan pilihan apalagi yang kita punya selain setuju? Kecuali jika
kita tak puas dan ingin menambahkan. Lakukan apa yang bisa dan mampu kita
lakukan, selama itu bermanfaat bagi orang banyak dan menyoal pemberdayaan
masyarakat dari aspek apapun, itulah pengabdian masyarakat. Mudah bukan? Maka,
mengapa masih hanya sekedar bersimpati?
***
"lebih baik menyalakan lilin daripada sekedar menghardik kegelapan!" ini keren iz
BalasHapusItu gw juga dapet dari orang son. Makanya kalimatnya diawali, "bukannya kata orang...."
HapusHehe :)