![]() |
www.sepotongrasa.com |
Menetapkan pilihan
jurusan pada formulir pendaftaran masuk Perguruan Tinggi memang suatu hal yang
dilematis. Banyak sekali faktor yang membuat kita ragu, salah satunya, dan yang
biasanya jadi faktor utama, adalah faktor ‘keinginan atau kemampuan’. Menetapkan
jurusan yang kita inginkan (impikan) atau jurusan yang kita mampu untuk
bersaing menggapainya. Atau, dalam tulisan ini, faktor ini kita sebut sebagai ‘idealis
atau realistis’.
Idealis
atau realistis
Menjadi orang idealis
atau pun menjadi orang realistis keduanya sama baiknya. Mempercayai mimpi,
sebagai suatu yang kita inginkan, dan terus mengusahakannya, tentu suatu hal
yang baik, bukan? Tapi, apa lantas kita akan, kasarnya, ‘bunuh diri’: rela tak
jadi mahasiswa dikala teman kita yang lain tengah berbangga dengan status
barunya, jika selama ini try out
memprediksi kita tidak dapat masuk jurusan yang kita inginkan, tentu tidak,
bukan? Maka, alangkah baiknya jika kita menjadi idealis juga realistis
sekaligus.
Idealis
juga realistis
Impian untuk memasuki
suatu jurusan tertentu biasanya timbul karena dirasa bahwa itu adalah passion kita. Senang menelisik ragam
bentuk bangunan membuat kita memimpikan untuk masuk jurusan teknik sipil.
Senang membaca dan mencipta sastra membuat kita memimpikan untuk masuk jurusan
sastra indonesia. Senang menolong dan mengobati orang membuat kita memimpikan
untuk masuk jurusan kedokteran. Tapi, apa lantas apa yang kita senangi dan yang
kita anggap passion itu hanya bisa
kita capai hanya dengan memilih satu jurusan tersebut? Tentu tidak. Perlu kita
tahu dan kita ingat, bahwa ada istilah ‘rumpun ilmu’ di perguruan tinggi.
Misal, ada rumpun ilmu kesehatan yang terdiri dari kedokteran, kedokteran gigi,
kesehatan masyarakat, dan keperawatan. Lantas apa hubungannya dengan ‘idealis
juga realistis’?
‘Idealis juga
realistis’ berarti memadukan antara apa yang kita inginkan dan apa yang kita
mampukan. Memadukan antara passion
dan kemampuan. Bagaimana caranya?
Pilihlah ‘rumpun ilmu’
dan tidak terfokus terhadap satu jurusan tertentu adalah caranya. Ketika kita
melakukan ini, walaupun tidak diterima di jurusan yang kita inginkan, kita akan
tetap berada pada passion kita, dan
menikmati perjalanannya. Artinya tetapkanlah di formulir pendaftaran kita
nanti, jurusan yang benar-benar kita inginkan di pilihan pertama, dan jurusan
di ‘rumpun ilmu’ yang sama, yang kita rasa mampu menggapainya, di pilihan
berikutnya. Bisa jadi kita kehilangan impian kita, tapi tentu kita tak rela
jika kita kehilangan jati diri atau passion,
bukan? Salam hangat, semoga tulisan ini bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar